(Tidak) Merayakan Angka (Seri 4 #dirumahaja)
Antara mimpi (buruk) dan kenyataan yang
sedang coba kita buat biasa. Angka-angka itu terus muncul dan diperbarui tiap
sore. Deretan angka yang bahkan tiba saat kita tidak sedang mencari berita,
malahan menghindarinya. Ia bahkan muncul
di halaman depan tempat kita berbelanja daring.
Ia serupa perayaan perolehan medali olimpiade
(yang akhirnya ditunda). Padahal yang paling kanan adalah angka kematian (yang
di negara ini lebih tinggi ketimbang yang bisa melanjutkan hidup).
Ada yang berkata angka yang sesungguhnya
seharusnya 71.000. Jika iya, masih lama(kah?) angkanya bergerak ke sana? Apakah
kita termasuk di dalamnya? Akankah suatu hari tiba-tiba sebuah tim tiba-tiba
datang ke rumah, berkata bahwa hasil penelusuran sebuah cluster yang terinfeksi
akhirnya tiba pada kami sekeluarga?
Meski begitu, angka, justru juga adalah kunci kita memahami dan mencoba mengendalikan situasi.
Terburuk, Terbaik
Hari-hari yang sedang kita alami
tentu bukan hal yang baru dalam sejarah manusia.
Kadang saya berpikir bagaimana rasanya
hidup di tempat dan masa saat orang-orang berjuang untuk sekedar hidup.
Mendengar bom yang jatuh di kejauhan, satu lagi orang yang kita kenal
meninggal, dan belum tahu kapan anak akan bisa kembali bersekolah.
Saya selalu berpikir 74 tahun itu waktu
yang belum lama untuk sebuah bangsa merdeka dan masa berakhirnya perang dunia.
Itu "cuma" seusia orang lanjut usia. Bagaimana jika ada sesuatu buruk terjadi lagi pada umat
manusia?
Anak saya (9) kadang juga bertanya dan
berandai-andai ada Perang Dunia Ketiga. Katanya kami harus membuat bunker atau
mesin ke mana saja.
Tanpa mengabaikan tragedi yang akhirnya
menjadi statistik ini, saya pikir kita sedang diberi kesempatan untuk mengalami
masa yang membuat kita menjadi orang yang tidak lagi sama. Juga mengalami sedikit
perasaan warga dunia yang hingga kini masih ada dalam situasi-situasi terburuk seperti
perang saudara. Masa-masa yang dialami manusia dan membuat mereka bangkit.
Karena masa-masa terburuk, katanya, juga
selalu membangkitkan sisi-sisi terbaik manusia.
Comments
Post a Comment