Benteng Terakhir
Kebahagiaan dalam hidup saya pernah terbuat dari perjalanan singkat ke toko buku. Setiap kali mendengar mendiang papa saya berkata, “Pilih dua buku yang kamu suka,” saya melompat kegirangan mencari Lima Sekawan atau Lupus, Claudine di St. Clare (Enid Blyton), atau satu lagi seri Doraemon. Buku-buku ini terus berlipat ganda hingga menjadi deretan buku, melengkapi rak-rak lain yang sudah penuh buku Papa. Setiap kali pulang dari toko buku, dalam ransel di atas motor tuanya, Papa membawa buku-buku ini untuk disampul tebal rapi di toko fotokopi. Ia melakukannya seperti ritual sakral yang tidak boleh terlewat. Pada masa yang sama, Kamis pernah menjadi hari yang paling membahagiakan setelah Minggu. Dalam seragam putih merah, tiap Kamis saya bersorak gembira menengok Majalah Bobo diselipkan di bawah pintu rumah. Saya juga ingat pada sosok Bu Ursula, seorang ibu yang berkeliling dari kelas ke kelas saat saya SD, menjajakan Majalah Ami. Juga Majalah Putera Harapan yang dib...