Hari Ini, Besok, Kemarin (Seri 3 #dirumahaja)
Di masa #dirumahaja, nama hari hanya ada
tiga: Kemarin, Hari Ini, dan Besok. Hidup tidak lagi terbuat dari deretan hari Senin hingga Minggu. Senin
tak lagi dibenci dan Jumat tak lagi dinanti. Semua hari adalah akhir pekan
sekaligus hari kerja yang berjalan dan berasa sama. Beberapa teman bahkan baru
sadar bahwa 25 Maret lalu adalah tanggal merah saat membuka laptop akan
bekerja.
Sebelum Covid, saya sudah lama terbiasa bekerja
dari rumah. Tapi dulu saya mengenali hari dari jadwal les dan seragam sekolah anak
yang saya siapkan. Senin Selasa putih merah, Rabu batik, dan seterusnya. Kini
setelah anak bersekolah di rumah dan terlebih lagi di masa wabah, saya benar-benar
tersesat. Saya kerap mendapati diri bangun di pagi hari dan bertanya pada diri
sendiri, Ini hari apa?
Dua Waktu
Secara umum, setidaknya ada dua alasan
mengapa waktu rasanya berlalu tanpa disadari.
Satu, saat gembira sekali. Seperti saat
sore berkumpul dengan sahabat dan tahu-tahu langit sudah gelap. Atau ketika
mengerjakan project yang sangat menyenangkan dan menyibukkan.
Dua, sebaliknya, waktu berlalu tanpa
disadari saat hari berjalan tidak senormal biasa karena alasan yang kurang baik.
Seperti saat sakit atau seperti di masa ini. Saat situasi kurang baik, kita
ingin menekan tombol fast forward dan segera pergi dari titik di mana kita
berada. Tapi yang ada hanya tombol pause dan slow motion.
Semoga nanti-nanti akan ada lebih banyak
hari kita lupa waktu untuk alasan yang pertama.
Comments
Post a Comment