When Nothing's Sure, Everything's Possible (Seri 5 #dirumahaja)


Hal terbaik dari ilmu pengetahuan adalah ia memberikan kepastian sekaligus memberi ruang untuk ketidakpastian. Apa yang benar hari ini  belum tentu masih benar besok. Hasil penelitian terbaru bisa menguatkan atau sebaliknya, mematahkan hipotesa sebelumnya.



Di awal masa pandemi di Indonesia, disebut bahwa masker hanya efektif digunakan orang sakit. Namun kemarin, di Jakarta, masker telah diwajibkan dikenakan saat bepergian. Penumpang transportasi umum bahkan tidak diperbolehkan naik jika tidak mengenakan masker.

Di masa ini, banyak informasi yang susul menyusul terus diperbarui. Cuci tangan pakai hand sanitizer ternyata tidak seefektif dengan sabun dan air. Bilik disinfektan ternyata berbahaya. Orang tanpa gejala (OTG) semakin banyak.

Airnya habis
Namun yang melegakan, situasi ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi di seluruh dunia. Di akun-akun media sosial saya mendapati orang Amerika berdebat tentang apakah boleh keluar rumah ke tempat sepi asal tetap menjaga jarak atau sama sekali tidak boleh keluar rumah. Apakah perlu untuk sama sekali tidak menjalin kontak dengan pengantar barang atau tidak apa-apa selama cuci tangan.


Semua sedang mencari-cari jawaban, mempelajari, merumuskan formula. Belum ada yang paling tahu jawaban akan banyak hal. Bahkan tidak juga dengan para ilmuwan.
Tidak ada yang menggenggam kebenaran. Semua bisa benar, semua juga bisa salah. Sebagian benar, sebagian salah. Kita hanya mencari yang sekarang masuk akal untuk dijalankan. Besok bisa jadi jalan yang kita ambil berbeda.
Hidup barangkali juga serumit sekaligus sesederhana itu.

Comments