Susu Jahe (Seri #dirumahaja 2)


Suatu siang saat wabah telah tiba di mana-mana, seorang bapak datang ke rumah. Motornya Honda bebek lama dengan karung-karung berkantong di bagian beakang. Wajahnya sedikit kebingungan. Resah. Takut-takut. Wajah serupa yang saya dapati hari-hari ini di tepi-tepi jalan. Wajah pedagang kaki lima, pengemudi kendaran daring dan angkutan umum yang sama-sama kehilangan penumpang.

Ternyata ia menawarkan berkantong-kantong susu sapi. Sesuatu yang sebenarnya tidak kami butuhkan karena tidak biasa.  Tetapi saya ambil juga mengingat semua orang sedang susah. Sejak itu ia rutin datang mengantar susu.

Setelah beberapa kali mengantar susu, si Bapak bercerita bahwa sebagian susu-susu ini tidak lagi bisa diantar ke beberapa tempat. Wabah membuat beberapa perumahan tidak memperbolehkan orang yang bukan warga masuk. Si Bapak hanya satu dari jutaan kesusahan baru di dunia ini. 

Susu-susu itu lalu jadi pelengkap sajian pagi di meja setelah sebelumnya hanya ada minuman jahe dan jeruk hangat. Susu jahe sebagai penanda kebiasaan baru beraktivitas di rumah selama wabah. Mungkin juga setelahnya.

Ngomong-ngomong, karena susu-susu itu terus datang dan tak habis-habis diminum, saya mulai mencoba mengolahnya jadi mozarella setelah menemukan cara cepatnya di YouTube. Iya, ada kebiasaan baru lain, menonton video-video demo masak! Sampai-sampai saya berpikir, setelah semua ini berlalu mungkin saya bisa bikin makanan yang meyakinkan untuk dijual. Haha.

Comments